Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2020

Stranger (Note 4 : Cahaya Kecil)

    Farah menatap setiap tetesan infus yang akan mengalir ke tangan Alifha anaknya. Ia duduk di kursi seraya menggenggam tangan anaknya. Tangis perlahan menghampiri dirinya, merasa beban yang dirasakannya begitu berat. Zaffran berdiri di samping Farah, ia juga menatap wajah anaknya yang penuh akan perban putih. Tangannya mengelus perlahan pundak Farah ketika ia terisak.⁣ ⁣     Rahsya pun yang melihat dari luar ruangan menahan tangisnya. Ia beberapa kali menyalahkan dirinya sejak mendengar kabar jika Alifha kecelakaan. Andai saja malam itu ia tidak sibuk menerima telepon orang lain mungkin kecelakaan ini tidak akan terjadi.⁣ ⁣     Farah berdiri ia menatap wajah suaminya sulit mengatakan semuanya, Zaffran langsung memeluk Farah mencoba menangkan istrinya.⁣ ⁣ "Mas kenapa harus Alifha mas," suara Farah sangat parau.⁣ "Jangan menyalahkan keadaan, ini sudah menjadi takdir Allah Farah, kita cukup berdoa saja yang terbaik untuk kese...

Stranger (Note 3 : Fatamorgana)

    Alifha masuk ke rumah dalam keadaan basah kuyup. Tetesan air dari roknya menetes sedikit demi sedikit ke lantai.⁣ ⁣ Ia meringis, "Aduh gawat," pekiknya.⁣ ⁣     Alifha segera masuk ke kamarnya untuk mengganti bajunya. Namun ia melihat bundanya berada di kamar tidurnya. Masih menggunakan mukenah, bundanya tertidur pulas di ranjang Alifha.⁣ ⁣     Pasti bunda dan ayah baru saja bertengkar, pikir Alifha. Ia mencoba tak menggubris situasi rumahnya sekarang dan segera mengganti bajunya. Di kamar mandi ia menatap pantulan dirinya di kaca. Tangannya mengusap halus kaca itu.⁣ ⁣     Alifha hanya ingin kebagiaan yang sebenarnya, bukan fatamorgana yang selalu diperlihatkan orang tuanya dihadapan Alifha. Setiap Alifha bertanya kepada bunda dan ayahnya, mereka selalu menjawab kami baik-baik saja, kamu tidak usah khawatir.⁣ ⁣ " Bullshit ," umpat Alifha.⁣ ⁣      Selesai mengganti bajunya. Ia meletakan pakaian ...

Stranger (Note 2 : Nestapa)

     Dia meminta cerai denganku. Pernikahan ini seakan tidak ada artinya, seperti kapal kecil yang terombang - ambing di tengah lautan. Tinggal menunggu gelombang yang besar untuk menghancurkan kapal kecil tersebut.⁣ ⁣ "Zaffar," dia memanggilku, suaranya terdengar lirih.⁣ "Tolong untuk kali ini saja, lepaskan aku, ya?" Farah menggenggam kedua tanganku, dan wajahnya terlihat memelas.⁣ ⁣ Kenapa harus perpisahan yang menjadi keputusan terakhir, batinku.⁣ ⁣       Aku melepaskan genggaman tangannya. Menjauh dari meja makan, meninggalkan dia sendirian disana. Di dalam kamar aku bisa mendengar suara tangisannya dengan jelas.⁣ ⁣ Drrt.. ponselku berdering, ada satu pesan masuk.⁣ ⁣ Cyntia⁣ Mas Zaffar besok jadikan makan siang bersama?⁣ ⁣       Aku langsung menekan tombol power off pada ponsel. Menghembuskan napas panjang dan menyenderkan punggungku pada senderan kasur.⁣ ⁣      Aku takut kehilangan Far...

Stranger (Note 1 : Abu-abu)

    Sungguh aku tidak menyukainya. Aku sudah berkali-kali bilang jika aku tidak ingin bersamanya lagi. Namun, dia terus memaksaku untuk berada disisinya.  Aku hanya diam, melihat dia hidup dengan kenyamanan tanpa mempedulikan perasaanku.⁣ ⁣      Kami sudah lama hidup bersama, setelah aku menikah dengannya semua terasa asing.  Meskipun raga kita selalu bersama, namun jiwa kita asing satu sama lain. Dia hanya mendatangiku ketika benar-benar membutuhkanku, sisanya ia mengabaikanku⁣ ⁣     Aku muak dengan semua perangainya, ia tetap bersikukuh bahwa aku tidak akan pernah meninggalkannya, alih-alih dia terus bermain dengan perempuan lain untuk memuaskan nafsunya.⁣ ⁣ "Dasar lelaki bejat," aku memakinya untuk kesekian kali.⁣ "Apa katamu? Kau ini istriku atau bukan, jaga omonganmu." ujarnya dengan kepala dingin.⁣ ⁣     Ia memang bersikap tenang ketika aku mulai naik pitam, tapi cara dia mengabaikanku, cara dia mempermainkanku. Aku...